Rasa
Aku melihat ke langit dan kusipitkan mata enggan menembus cahaya mentari yang tidak pernah pelit. Kemudian aku duduk juga di bawahnya, membiarkan radiasi hangat mengalir di sekitarku. Takut. Tapi tetap saja. Seakan tak punya pilihan. Enggan maju, enggan mundur, takut untuk diam. Sangat rapuh, sangat enggan untuk dikokohkan. Statis namun kritis. Entah apa ini efek kurang kerjaan atau gimana, tapi tingkat rasa ini sudah melampaui batas dimana lelah, jenuh, malas itu bercampur jadi rasa yang tidak nyaman, hampir setara sama kesedihan. Namun lebih buruk untuk didefinisikan. Mungkin ini Anhedonia. Atau mungkin bukan sama sekali.
No comments:
Post a Comment