Pagi ini serasa malam, tadi malam serasa tak begitu berwaktu. Dalam kegelapan, dia berjalanan menyusuri kompleks rumah dengan perlahan, sesaat dia berlari ketakutan, tetapi dia berjalan pada akhirnya. Hujan rintik demi rintik membasahi jalanan yang sudah basah, kepala yang sudah basah, jari-jarinya saling memeluk. Dia melihat seorang pria tengah menelepon di depan rumahnya. Tetapi dia tetap berjalan, tidak menghiraukan. Keesokan paginya dia terbangun, dan dia teringat tokoh itu, ya, yang membuat dia menulis tulisan ini hari ini, di pagi yang serasa malam, Holden.
No comments:
Post a Comment