Mengenai seorang teman atau bukan, hanya di sana, dia adanya. Hari ini hujan datang lagi, Mas. Sudah beberapa hari langit kelabu mengingatkanku pada wajahmu dan senyuman yang penuh ikhlas itu.
Bukan surat cinta, atau yang lain, Mas. Kalau rasa sudah tak tertahan dan sastra bisa membantuku, apakah aku harus diam selalu, Mas? Bukankah hanya sepasang mata yang pada akhirnya memahami suara yang tersirat dalam sebuah elegi ini? Tapi ketika kedua mata itu berpaling, bolehkah aku menulis lagi, Mas?
Kekasih atau bukan, bukanlah yang terpenting. Jika hati selalu menunjukmu dan memilihmu seraya waktu berlalu, apakah benak fikir harus mencegahnya? Apa bisa?
No comments:
Post a Comment