Dunia memang penuh kejutan. Menjadi manusia yang tidak memiliki kontrol penuh untuk diri sendiri maupun lingkungan tetapi memiliki rasa untuk menjadi be..bas tentunya sangat menyebalkan. Kami terlalu sering untuk fokus pada hal-hal yang datar sehinga kita lupa kalau bumi ini berputar. Begitu juga dengan kejadian-kejadian yang muncul kepadamu tiba-tiba: malam hari digigit nyamuk hingga bentol super besar, atau kejadian seperti ditilang polisi, hingga ditinggalkan orang terkasih. Kekonyolan dari ketiba-tibaan waktu yang menyelakmu seenaknya, padahal kamu sudah mengantri untuk mendapatkan sesuatu, atau menemui seseorang. Tiba-tiba saja, waktu menghentikan dan merenggut segalanya, membuat permainan baru.
Sepulang dari kantor, aku tersenyum berser-seri memikirkan malam esok di mana aku akan menghabiskan waktu bersama Robin. Call it a movie date or whatever, knowing that he still wants to spend the time with me outside work is already a good thing. Maksudku, pada akhirnya pertemanan lebih berharga dibandingkan hubungan rekan kerja bukan? Sebenarnya ada satu alasan mengapa aku sangat menghargai dan mengaharapkan pertemananku dan Robin. Hal tersebut adalah ketulusan hati Robin pada semua orang, termasuk kepadaku sendiri. Robin pandai mengatur emosinya sendiri, membuat kotak-kotak layaknya folder di mana ia harus menetapkan perasaannya pada setiap orang: dia hanya tersenyum ketika berbicara dengan Mamak, dia mampu menyelinap untuk memberi pendapat kepada Pak Bos, dan dia juga tahu kapan dia tidak boleh bertanya dan memberi alasan.
Suatu hari kami pernah berpergian ke pabrik salah satu merk sepatu internasional yang berada di Sukabumi, Jawa Barat untuk shooting video pembuatan sepatu tersebut. Sepulang dari pabrik, Robin ingin mengunjungi rumah salah satu buruh pabrik yang memiliki anak yang menderita polio. Aku pun bertanya kepadanya, "Kok repot-repot ke rumahnya segala?"