Sunday, December 7, 2014

Ketiba-tibaan

 Ada di setiap melesatnya fikir, atau ada di setiap langkah kaki. Ada, namun tak terlihat, tak terbenak, ada namun tidak ada. Bagai angin sepoi musim semi, ketiadaan datang ke dalam hidup saya. Ketiadaan itu menjadi ada. Sesaat, saya melihatmu di tengah keramaian, dan saya mendengarmu di tengah kebisingan. Dan saya akan terus mendengar dan melihatmu sampai saya tidak mampu, lagi. Dan mungkin kau akan muncul kembali, tiba-tiba.

Kau akan selalu memberi saya rasa ketiba-tibaan. Rasa akut yang terus terjadi, munculnya gagasan dalam benak, itulah yang akan kita sampaikan. Dan ketika itu terjadi, ketakutan dan keraguan akan pergi. Dan berkali-kali, saya akan jatuh kepada ketiba-tibaanmu, dan membuat kita selalu ada.

No comments:

Post a Comment