Wednesday, May 16, 2018

Aneurisme



Aku ingin, raga diterpa angin pagi yang hangat, membawa harumnya uap air laut dan gemerisik ilalang di ujung tebing itu. Matahari bersinar dengan puas sepanjang hari, ditemani burung-burung yang melintas, dan babi-babi hutan yang bersembunyi di balik pepohonan. Aku melihat tubuhku sendiri, hampir tidak memakai apa-apa: hanya kain tipis yang membalut tubuh dan rasa aman yang selalu ada. Suatu hari itu, kala dia datang menjemputku, akan aku hempaskan nafas terpanjang dan senyuman termanis, dan kuuraikan rambutku dengan BE BAS. Kala suatu hari itu datang, akan aku tenggelamkan masa lalu ke dalam palung terdalam bersama belasungkawa mereka.

Aku hanya ingin hidup bersama matahari, dan gemerirsik ilalang, dan nyanyian burung gereja. Suatu hari, aku akan menulis hingga mentari terbenam dan tertidur pulas setelah menghitung bintang-bintang. Aku ingin terbebas dari manusia, agama, polusi udara, gaya hidup, FESYEN, berat badan, edukasi. Suatu hari kelak akan datang, suara-suara menggebu yang melepaskan jiwa dari segala-galanya.

Suatu hari kala aku tak mampu berdiri, dan darah tak mampu mengalir, aneurisme menjemputku, dan aku akan bahagia. Antara ada atau tiada Tuhan, tidak ada manusia yang ingin dilahirkan. suatu hari nanti, aku akan menyatu dengan angin, tanah, air, kotoran, semuanya. Suatu hari nanti, aku akan bebas. 

No comments:

Post a Comment