Saturday, May 26, 2018

Berbicara dalam Bisu


Tidak ada manusia yang ingin dilahirkan. Jika memang lubang hitam itu ada, jika memang ruang dan waktu memang benar-benar diciptakan: sebagai sesuatu yang bertstruktur, sebagai sesuatu yang dapat diukur, yang dapat dipermainkan, siapa yang benar-benar mau tenggelam di dalam galaksi luas hanya ditemani ratusan juta orang? Kami semua kesepian. Kami semua sakit hati. Pikir itu baik-baik!

Mungkin planet ini hanya bola kecil di luar angkasa yang sebenarnya terdiri dari bola-bola kecil lainnya di dalam bola kecil, di dalam bola kecil lainnya. Apakah kita sebenarnya virus-virus nakal yang mengotori tata surya? Dimensi penuh dimensi dipenuhi dimensi lainnya yang semuanya tidak dapat masuk di akal. Kami berpikir keras sekeras mungkin dengan berbagai asumsi mengapa kami dilahirkan dan diciptakan selain itu membuat repot kami sendiri dan lingkungan kami?

Oh, ayam. Aku sungguh benar-benar minta maaf karena kami menghidupkanmu, memberimu makan, dan kami mematikanmu untuk kami makan. Apakah manusia sebenarnya hanya 200 juta ekor ayam di mata alam semesta ini? Apakah kami harus diberi makan agar saat kami mati, mereka dapat memakan kami semua? Kami telah menjadi begitu sombong telah berternak ayam, sapi, ikan-ikan, bahkan babi-babi. Aku sudah begitu nyaman memakan ayam dan menggoreng ikan sehingga aku lupa kalau aku akan dimakan nantinya, di telan bumi dan dilahirkan kembali melalui partikel-partikel hara tanah, menjadi gizi yang dimakan seorang bayi yang baru lahir, yang mengatasnamakan cinta! Jika aku terlahir kembali, aku akan menjadi bayi yang menangis paling keras hingga mereka dengar! Dimensi-dimensi akan bergetar malu! 

"Untuk apa sih bocah ini dilahirkan lagi selain untuk menulis propaganda terhadap sistem yang tidak bisa dihentikan!"

Aku tidak mau hidupku menjadi teka-teki dan matiku menjadi sel-sel yang membau dan membusuk. Hingga saat ini, semuanya sama saja: semuanya kesepian dan semuanya sakit hati. 

No comments:

Post a Comment